Site Network: Personal | My Company | Artist projects | Shop

 

senyum itu baik



tahun depan

siapa hendak turut?

posted by wonka @ 10:56 AM, ,




my birthday


setiap nafas yang kuhirup, adalah langkahku menuju maut

posted by wonka @ 10:16 AM, ,




menjadi orang lain

kenapa banyak sekali orang yang mati-matian ingin menjadi orang lain?
sudah begitu, hampir semuanya tidak pernah berhasil.

posted by wonka @ 7:47 PM, ,




kapal

seperti kapal yang berlabuh di dermaga. bertemu pada waktu sandar yang sama, lalu kembali berlayar. ada kalanya bertemu di dermaga berikutnya di lain benua.

sekarang kapal itu berlabuh di dermaga yang sama, lalu merencanakan tujuan yang sama, mengarungi samudera yang sama, berlabuh di dermaga pada benua yang sama. selalu begitu, sampai kapal itu sama-sama berlabuh pada dermaga terakhir ketika umur dipungut Sang Esa. semoga...

posted by wonka @ 7:18 PM, ,




bertemu samin di budapest

akhir november lalu, ada pertemuan yang mengagetkan buat saya, di sebuah kedai dekat stadion ferenc puskas. lelaki paruh baya itu mengaku “wong samin”. gerakan sosial tanpa kekerasan yang digagas samin surosentiko, seorang bangsawan blora di masa penjajahan belanda.

banyak orang berpikir, bahwa teori-teori gerakan sosial kontemporer selalu berasal dari barat, diproduksi lalu menjadi trend. seperti “civil disobedience” nya thoreau yang mendunia. secara garis besar ajaran samin ini mirip ajaran thoreau yang mengilhami satyagraha nya gandhi di india.

tak disangka, nandor (nama lelaki itu) bilang, ajaran samin banyak dikagumi di eropa, tentu saja titik mula penyebarannya dari belanda, lalu belgia dan sekarang banyak kalangan di eropa terinspirasi oleh ajarannya.

posted by wonka @ 2:03 PM, ,




milonga del angel



komposisi klasik dari astor piazzola, selalu mengingatkan pada hari dingin berkabut di bandung utara. beberapa saat menjelang berangkat. seperti lagu selamat tinggal tanah air, saya tak akan pernah kembali.

*jika anda tinggal di bandung, dan suka mendengarkan radio KLCBS, milonga del angel selalu hadir mengakhiri sesi "percik permenungan".

posted by wonka @ 5:40 AM, ,




sudah tiba saatnya

bismillah

posted by wonka @ 1:08 PM, ,




ziarah



kafilah yang mengarungi gurun dan badainya selalu memerlukan oase untuk berhenti, mengenali kembali siapa diri, memastikan kemanusiaannya masih tetap utuh dengan saling menyapa.
pun begitu dengan para peziarah, saling menyapa, bukan hanya untuk memastikan keutuhan diri. namun untuk menambah kematangan jiwa dengan berbagi.
perjalanan panjang kerapkali menemukan jalan bercecabang yang menyesatkan. ribuan cabang yang terkadang hanya menyisakan satu kebenaran, atau bahkan tanpa kebenaran secabangpun, karena pada titik itu kita harus berhenti sejenak. mengenali diri kita kembali sebagai syarat untuk melanjutkan perjalanan.

kita hanya butuh waktu dan ruang dalam relung jiwa untuk saling menyapa. berbagi pengetahuan seringkali tanpa perlu kehadiran ragawi. karena pengetahuan tak lekang oleh ruang dan waktu ragawi. ia ada dalam Dzat yang abadi.

selalu ada cara, selalu ada jalan, selalu ada pertolongan untuk mereka yang ingin mengenali diri.
siapa mengenali dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya.

hormat takdzim untuk bulent rauf, guru yang mengenalkan saya pada sang guru.

posted by wonka @ 12:54 PM, ,




tunai sudah


perjalanan panjang yang menyenangkan.


alhamdulillah, tunai sudah sekolah saya.

minggu depan genap 28 tahun usia saya. masih tetap bodoh. atau makin bodoh saja. dunia nampak semakin luas, sementara saya semakin tidak tahu apa-apa.

posted by wonka @ 3:30 PM, ,




kenali dirimu

kamu ingin semua orang mengenalimu, sedangkan kamu sendiri tak tahu siapa dirimu.
kamu memaksaku memberimu tahu, sedangkan kamu sendiri tak sungguh-sungguh ingin tahu.

kamu merasa telah mengenaliku, sedangkan kamu sedikitpun tak tahu apa-apa tentangku.
kamu ingin menyatu, sedangkan kamu terlalu sibuk menerka-nerka siapa dirimu.

bangunlah, buka hatimu.

posted by wonka @ 2:51 PM, ,




kutunggu kau di konya

jiwa menerima pengetahuan dari jiwa, bukan dari buku ataupun lidah.
jika pengetahuan akan ihwal rahasia yang sulit dipahami mengisi kekosongan pikiran,
itulah pencerahan jiwa.
-jalaluddin rumi

menapak pelan jalan berdebu sisa badai gurun yang berlalu, kita tak henti sujud dan tengadah, menyusuri relung-relung tersembunyi, menembus labirin mimpi.
sedari awal kita sudah tahu apa yang dicari, meski sedari awal pula kita menyiapkan diri tersesat oleh ketidaktahuan kita.
awal dan akhir yang menjadi alasan keberadaan yang kita sepakati sedari mula, adalah lengkapnya pertanyaan yang berjawab : itulah alasanku memilihmu jadi istriku.
karena suka hanyalah fana, sedangkan cinta mengantar kita pada Sang Baqa'.
pada Allah semata kita meminta, dariNya kita lahir dan padaNya kita kembali.

posted by wonka @ 5:03 AM, ,




pendidikan kita

setiap membaca kabar tentang Ujian Nasional buat sekolah-sekolah di negeri kita, seperti ada “kesumat” perih di hati. penyeragaman hasil pendidikan yang salah kaprah. mencetak manusia yang salah kaprah. hasilnya negara yang salah kaprah. sudahlah...

karena dinilai kebodohan saya dibawah standar “kebodohan” yang bisa dimaafkan di sekolah itu, berkali-kali saya terancam dikeluarkan. hanya karena saya bisa menulis di koran saja yang membuat saya bertahan. meski kenyataannya cukup pahit jika diingat. sampai kelas 2 smp, saya tidak naik kelas 2 kali berturut-turut, pada tahun ketiga saya dikeluarkan dari sekolah itu dengan predikat murid bodoh yang memalukan. bikin malu para guru saja. untung saja umur saya terlalu muda ketika mulai sekolah SD (karena di kampung tak ada TK, umur 5 tahun saya masuk SD Inpres dan pernah loncat dari kelas 3 ke kelas 5).kejadian itu membuat saya trauma pada pendidikan formal. hasilnya saya menggelandang, keluar dari rumah. main musik dari kota ke kota (dulu saya terobsesi menjadi rockstar seperti dave mustaine). beruntung, ayah masih mau membekali saya buku-buku bekasnya. dari buku-buku beliau dan pasar buku loak lah akhirnya saya “sekolah”.

menginjak usia 16, ayah menawari saya kuliah. bagaimana mungkin? pendidikan saya hanya sampai kelas 2 smp, itu pun dikeluarkan dengan predikat “si bodoh” yang tidak tahu diri. namun ternyata semua bisa disiasati, saya bisa ikut ujian persamaan smp dan setahun kemudian saya kuliah dengan ijazah sma persamaan. Indonesia memang ajaib!

beruntung saya ketemu kampus yang cukup manusiawi, hingga kesialan saya di pendidikan menengah tidak berlanjut. kampus kecil sekali, hanya menerima 30 orang mahasiswa pertahun. 3 tahun lebih sedikit selesai studi, dan berlanjut ke jenjang yang lebih tinggi di luar indonesia hingga saat ini, hari-hari terakhir masa studi saya di negeri orang.

saya selalu berpikir, bagaimana nasib murid-murid bodoh seperti saya di sekolah-sekolah indonesia, dengan kurikulum yang seragam namun tak tentu arah, apalagi dengan kebijakan UN yang salah kaprah. saya memang beruntung bisa melanjutkan studi, tetapi bukankah tidak semua orang cukup beruntung? apa potensi-potensi yang tidak biasa itu akan dibiarkan hangus, dan tidak berguna buat negeri kita. padahal di banyak negara luar indonesia potensi-potensi yang “tidak biasa” itu mendapat tempat yang selayaknya.

posted by wonka @ 2:49 PM, ,




api



tak ada daya dan upaya kecuali atas kehendak Allah semata
bacalah!

posted by wonka @ 1:37 PM, ,




agama popstar

saat oposisi binner dalam seni digugat, high-art dan low-art kehilangan definisinya. seni menjadi nyaris tanpa kategori. sang adiluhung menjadi bagian dari sejarah. musim berganti, saatnya pop art bersemi.
begitu kira-kira penggambaran masa awal pop-art, seperti ditulis dalam banyak literatur estetika. dalam ranah estetika neo-marxis, fenomena ini sering disebut reifikasi, yaitu pembendaan proses karya, menjadi kerja yang menghasilkan produk massal. dengan sendirinya, pekerja menjadi terasing dari produk yang dihasilkannya.
produk kebudayaan massal dengan sendirinya butuh icon, figur sentral yang menjadi trend setter penyeragaman selera. seperti pop-art yang butuh nabi seperti warhol, dan pop music yang butuh madonna. pun demikian dalam ranah industri komunikasi, selalu butuh popstar yang menjadi simbol dagangan.
simbol ini datang silih berganti dengan cepat. cepat datang, cepat pergi dan dilupakan. indonesia pernah mengenal semisal euis darliah, lalu cepat dilupakan. lalu muncul nike ardila yang lekas dilupa. lalu paramitha yang berganti tamara yang lekas dilupa ketika beranjak tua. trend berganti, simbol religiusitas menjadi icon popstar baru. maka berduyun-duyunlah simbol keagamaan menjejali industri komunikasi, lengkap dengan popstarnya. ada zainudin mz, lalu oma irama, lalu aa gym, lalu jefry al bukhori, lalu mereka redup dan tenggelam.
popstar datang silih berganti. cepat datang, cepat pergi. lekas usang dan dilupakan. fitrah dari kedangkalan.

posted by wonka @ 1:05 PM, ,




heintje



waduh, kaset heintje saya hilang satu. ketelingsut dimana ya?
dapet 6 tahun lalu di cihapit, masa sejarahnya harus berakhir disini.

posted by wonka @ 11:09 PM, ,




timur tragedi



12 desember 1992, flores meratapi kehancurannya. berita tsunami pertama yang melintas dalam hidup saya. 
sangat mengerikan.

posted by wonka @ 10:23 PM, ,




dogma holocaust

holocaust adalah ironi, setidaknya buat saya.
ketika menginjakkan kaki pertama kali di negeri ini, seorang teman mengingatkan saya, "jangan sekali-kali menggugat fakta kebenaran holocaust di sini, kamu bisa di-PKI-kan". bahkan bertanya saja, jika diajukan dalam domain publik, sudah cukup untuk mendatangkan sengsara. karena saya hanya penumpang disini, akhirnya memilih tak peduli. ada atau tidak ada holocaust tidak berpengaruh terhadap hidup saya.
meski demikian, saya terusik juga oleh pertanyaan ahmadinejad. jika holocaust adalah fakta sejarah, mengapa haram diteliti ulang?
holocaust seperti dogma di tengah bangsa eropa yang mengklaim diri sebagai ahli waris yang sah dari rennaissance. saphere aude! dengan sendirinya adalah anti-dogma. paradoks yang ironis. di sisi lain holocaust adalah komoditas bernilai milyaran euro. saling subsidi antara kepentingan bisnis yahudi dan kebutuhan untuk melanggengkan kekuasaan politik, membuat isu holocaust seperti emas, logam mulia yang selalu naik harganya.
seperti semua komoditas isu yang lain, holocaust butuh "hantu" dan pahlawan. bisa berwujud hitler, himmler, eichmann, bahkan waldheim sampai gunter grass. di lain sisi terdapat cerita heroik seperti schindler atau anne frank.
saya tidak bermaksud mengingkari fakta bahwa pembantaian benar-benar terjadi. namun bukan berarti sejarah pembantaian ini boleh dijadikan pembenaran untuk membantai ulang bangsa lain, dalam hal ini palestina yang tidak ikut berdosa dalam tragedi holocaust. pun fakta sejarah berkata, bahwa bukan hanya komunitas yahudi yang menjadi korban pembantaian ini. ada korban lain, kaum gipsi, komunis, katolik roma, orang jompo, dan kaum homoseksual menjadi korban bisu yang terlupakan.
isu holocaust seperti emas di tangan pedagang yang licik, yang mendamprat pembeli yang ingin memastikan keaslian emasnya. licik dan serakah!

posted by wonka @ 8:30 PM, ,




here, there and everywhere

lagu ini terus dari tadi pagi, mc cartney sampe memble...


btw, udah pada beli album LOVE nya Beatles? teknik montase nya george martin bagus banget.

posted by wonka @ 12:02 PM, ,




khidr

mengapa khidr abadi?
sejak kecil, saya selalu tak percaya ada hal lain yang abadi selain sang baqa'. pun ketika dongeng nenek sampai pada kisah khidr sang nabi cendikia. meski tak percaya, dongeng khidr selalu menjadi favorit saya selain ashabul kahfi yang selalu didongengkan ulang oleh nenek dalam bahasa sunda. begitu nyata dongengnya, hingga mereka seperti tetangga sebelah rumah buat saya.
dalam hikayat itu, digambarkan manusia-manusia kekasih tuhan yang berumur panjang, bahkan khidr akan tetap hidup hingga kiamat. sekali lagi, meski sangat menarik, tetap saja saya tidak percaya.
belakangan, ketika mulai belajar relativitas nya einstein. saya bertemu beberapa teori tentang waktu. kisah khidr dan ashabul kahfi menjadi relevan buat saya. bukan masalah saya percaya atau tidak. kisah itu menjadi landasan nalar yang rasional tentang waktu personal. tentang waktu yang memuai. tentang waktu yang tidak selalu sejalan dengan ruang. saya mulai berpikir, jangan-jangan kisah itu memang disediakan sebagai wahana berpikir, agar rasio lebih mudah mencerna fenomena-fenomena alam.
namun bukan karena praktikum-praktikum di lab saya menjadi percaya khidr. sekarang khidr bagi saya adalah penuntun yang memperjelas tanda-tanda menuju takdir. khidr bisa berupa apa saja. bahkan kehadirannya selalu tanpa disertai kesadaran akan kehadirannya.
seperti kisah-kisah melkisedek sang raja salem.
saya menjadi percaya, walau tak sekalipun mengharap pertolongannya. hanya pada Allah saja saya meminta.

posted by wonka @ 10:40 AM, ,




lewat mozart

dingin menusuk tulang, senja temaram. sisa daun yang menguning jatuh di rambut, membawa bulu ulat yang membuat kepala gatal. angin membawa bunyi yang tak asing di telingaku.

requiem, bunyi itu. komposisi terakhir mozart yang tak tergarap sempurna. racun keburu merenggut umurnya. aku selalu terharu dibuatnya, namun wagner tetap saja lebih menarik hatiku.

di jalanan lengang ini, beratus tahun lalu mozart yang kasmaran pada aloysia sempoyongan mabuk menuju kapel untuk memuji tuhan dengan musiknya.

sepeda butut ini kusandarkan di bangku taman tua, seratus meter dari sini nampak patung malaikat. katanya itu penanda mozart yang akan hidup sepanjang masa.

ah, perantau bodoh ini tetap saja tak suka mozart. aku lebih suka wagner, atau benyamin sueb. patung malaikat yang cemberut itu tetap saja bagiku tak bermakna apa-apa.

posted by wonka @ 1:23 PM, ,




tengri, khidr atau melkisedek

seperti orang mabuk, matanya terbelalak, mulutnya merapal bebunyian tak jelas. keringat dingin mengalir di sekujur tubuh, wajah memucat. ia terkapar di lantai kayu kedai tua itu.

ia seperti mikail, pemuda dari kedalaman kazakhstan dalam the zahir nya coelho. penerus tradisi spiritual tengri. ia seperti dinding yang memantulkan ratapan menjadi suara yang menyelinap kalbu.

lelaki itu siuman dari taksadar dirinya. lalu ia bercerita tentang simurg nya attar. lalu ia berputar dengan shalawat, lalu berdzikir merapal allah. berputar dengan rebana darwis dan wewangian gaharu.

lalu ia berhenti, sujud dengan takdzim. wajahnya penuh kilau cahaya. menggamit tanganku, lalu ia membaca iqamat. di kedai tua itu kami shalat malam berjama'ah.

malam gelap menjelang fajar, aku bangkit dari sujud. sendiri. lelaki itu telah pergi. entahlah, mungkin ia khidr atau melkisedek.

menjelang subuh bersalju, dini hari lalu.

posted by wonka @ 12:41 PM, ,




paradoks komunikasi

perkembangan ilmu dan teknologi komunikasi sekarang mampu memaksimalkan aplikasi strategi komunikasi.
dengan ilmu dan teknologi komunikasi, banyak orang yang tadinya "bukan siapa-siapa" tiba2 menjadi tokoh publik yang bukan saja omongannya dianggap sumber kebenaran, bahkan hidupnya dijadikan panutan.

padahal publik hanya menjadi objek dari strategi komunikasi "sang tokoh". publik tidak tahu realitas keseharian sang tokoh, bahkan bisa jadi publik tidak akan tahu jika ternyata dalam keseharian, sosok "sang tokoh" bertolak belakang dengan "citra" yang dikomunikasikan ke publik.

wajar saja, bila banyak "tokoh karbitan" yang tiba-tiba pamornya hancur ketika publik mengetahui, seperti apa "sang tokoh" di balik "topeng strategi komunikasi" nya.

tokoh itu bisa saja bernama Yahya Zaini, bisa saja bernama Rhoma Irama, dan tentu saja..bisa saja tokoh itu bernama Aa Gym.

strategi komunikasi mereka awalnya memang hebat. mereka menjadi tokoh yang merepresentasikan "kebenaran agama" yang bisa diteladani. namun tidak ada strategi yang tanpa kelemahan.

ketika topengnya tersingkap, akankah publik tetap percaya?

sayangnya publik Indonesia selalu telat sadar meski terus-terusan dibohongi. selalu takjub akan gemerlap....yang tidak nyata.

posted by wonka @ 11:59 AM, ,