Site Network: Personal | My Company | Artist projects | Shop

 

senyum itu baik



khidr

mengapa khidr abadi?
sejak kecil, saya selalu tak percaya ada hal lain yang abadi selain sang baqa'. pun ketika dongeng nenek sampai pada kisah khidr sang nabi cendikia. meski tak percaya, dongeng khidr selalu menjadi favorit saya selain ashabul kahfi yang selalu didongengkan ulang oleh nenek dalam bahasa sunda. begitu nyata dongengnya, hingga mereka seperti tetangga sebelah rumah buat saya.
dalam hikayat itu, digambarkan manusia-manusia kekasih tuhan yang berumur panjang, bahkan khidr akan tetap hidup hingga kiamat. sekali lagi, meski sangat menarik, tetap saja saya tidak percaya.
belakangan, ketika mulai belajar relativitas nya einstein. saya bertemu beberapa teori tentang waktu. kisah khidr dan ashabul kahfi menjadi relevan buat saya. bukan masalah saya percaya atau tidak. kisah itu menjadi landasan nalar yang rasional tentang waktu personal. tentang waktu yang memuai. tentang waktu yang tidak selalu sejalan dengan ruang. saya mulai berpikir, jangan-jangan kisah itu memang disediakan sebagai wahana berpikir, agar rasio lebih mudah mencerna fenomena-fenomena alam.
namun bukan karena praktikum-praktikum di lab saya menjadi percaya khidr. sekarang khidr bagi saya adalah penuntun yang memperjelas tanda-tanda menuju takdir. khidr bisa berupa apa saja. bahkan kehadirannya selalu tanpa disertai kesadaran akan kehadirannya.
seperti kisah-kisah melkisedek sang raja salem.
saya menjadi percaya, walau tak sekalipun mengharap pertolongannya. hanya pada Allah saja saya meminta.

posted by wonka @ 10:40 AM,

1 Comments:

At Senin, Desember 11, 2006 3:04:00 PM, Blogger Bambang Aroengbinang said...

nice post, dongeng mengenai khidr saya dengar juga ketika masih kecil. ada misteri yg belum terkuak. salam.

 

Posting Komentar

<< Home