Site Network: Personal | My Company | Artist projects | Shop

 

senyum itu baik



lewat mozart

dingin menusuk tulang, senja temaram. sisa daun yang menguning jatuh di rambut, membawa bulu ulat yang membuat kepala gatal. angin membawa bunyi yang tak asing di telingaku.

requiem, bunyi itu. komposisi terakhir mozart yang tak tergarap sempurna. racun keburu merenggut umurnya. aku selalu terharu dibuatnya, namun wagner tetap saja lebih menarik hatiku.

di jalanan lengang ini, beratus tahun lalu mozart yang kasmaran pada aloysia sempoyongan mabuk menuju kapel untuk memuji tuhan dengan musiknya.

sepeda butut ini kusandarkan di bangku taman tua, seratus meter dari sini nampak patung malaikat. katanya itu penanda mozart yang akan hidup sepanjang masa.

ah, perantau bodoh ini tetap saja tak suka mozart. aku lebih suka wagner, atau benyamin sueb. patung malaikat yang cemberut itu tetap saja bagiku tak bermakna apa-apa.

posted by wonka @ 1:23 PM,

2 Comments:

At Minggu, Desember 10, 2006 1:09:00 AM, Blogger angin-berbisik said...

Hmmm, jauh banget sih cari perbandingan antara Mozart dengan alm Benyamin Sueb...

Wah, aku jadi bayangin dirimu di jalanan sepi di Austria, kamu di Wina ya?

 
At Minggu, Desember 10, 2006 1:26:00 AM, Blogger Mamah Ani said...

heuheuheu...jadi inget arga yang seneng mozart dari bayi, diseputar rumahku kalau ada anjing liar suka dikasih makan arga, trus dinamain, si mozart panggilannya ojat, si beethoven panggilannya ebet, ada lagi yang namanya madame castafiore panggilannya malah iteung...huahuahua...
nggak usah mudik atuh...bumi Allah kan luuuuuaaaaas, kita bisa manfaat dimana mana kan ??

 

Posting Komentar

<< Home