Site Network: Personal | My Company | Artist projects | Shop

 

senyum itu baik



menulis lagi

sudah tahun ke 9, dini hari ini tiba-tiba saja ingat saya punya blog ini, dikoreh-koreh username dan passwordnya, akhirnya ketemu juga terselip dalam buli-buli kanjut kundang titimangsa jaman dulu.
karena perubahan adalah hal niscaya, 9 tahun sudah berlalu, dan blog ini merekam jejak-jejak kegalauan masa lalu, kadang seperti bijak, tetapi seringkali sok bijak.
karena menulis adalah merawat ingatan, blog ini juga mematri ingatan, banyak lupa, lebih banyak lagi berusaha dilupakan.

sudah tahun ke 9, dan dini hari yang ke 3000 an sejak keinginan menulis itu bermula, untuk melawan sakit. untuk memilih tidak dikalahkan sakit.

tuan dan puan, ijinkan saya mulai menulis lagi.

posted by wonka @ 8:04 PM, ,




2015

sudah 2015, sudah tua.

posted by wonka @ 7:49 PM, ,




test

test..test..test. ehm..ehm...123. 123. passwordnya baru ketemu. kecemplung di kali.

posted by wonka @ 6:09 AM, ,




bukan troubadour hugo

akan menjadi esmeralda dalam troubadour hugo, katamu saat kulepas pergi. sedangkanku diamuk badai gurun, dibakar terik sahara. kau menjadi grail, aku melukai diri sendiri.







-bersambung-



**quasimodo ke tukang pijat dulu. pegel katanya sok bungkuk melulu..setelah itu akan lanjutkan dongengnya.

posted by wonka @ 5:40 PM, ,




bis malam

bapak mengajari saya petualangan aneh.

naik bis malam tidak dikenal, sampai ke ujung timur pulau jawa. lajunya kencang sekali, semua penumpang tertidur pulas, hanya kernet dan sopir yang terjaga, juga saya. kami seperti hantu malam, penguasa jalan raya.

sampai sekarang pun, jika masih bisa ditempuh maksimal semalam, saya selalu naik bis kemanapun pergi jika sendiri. ada semacam gairah aneh duduk di belakang pengemudi, kencang lajunya, merajai jalan raya. ada sejenis sensasi saat bis yang saya tumpangi menyalip bis lainnya. ketegangan saat saling mengejar, dan kepuasan yang berlebih saat tak terkejar lagi. apalagi bis-bis malam di indonesia, ngebutnya menyenangkan sekali.

hobi aneh ini sudah terkenal di kalangan teman, katanya jika saya sakit obatnya mudah sekali. dibawa saja ke terminal bis antarkota, dijamin langsung bisa lari. namun begitulah adanya, sampai sekarang, saya suka sekali naik bis malam.

saat SD, buku tulis saya penuh dengan gambar bis antarkota, bahkan saat saya mulai bisa membaca, kata-kata pertama yang berhasil saya eja adalah nama-nama bis antarkota...hehehe. ibu suka menyalahkan bapak, katanya anak kecil jangan ditulari keluyuran. tapi tak bisa elak, hobi keluyuran ini mungkin diturunkan secara genetis dari bapak.

bis antarkota adalah miniatur kehidupan, di dalam kabin, ada puluhan manusia dengan puluhan tabiat. saat perjalanan lancar, watak baik yang nampak, namun saat perjalanan terhambat, watak aslinya pasti nampak. ada yang sabar, ada yang tak sabar. ada yang rasional, namun lebih banyak yang emosional. sopir adalah pemegang kekuasaan, sedang kondektur pengatur regulasinya. pemegang kekuasaan baik melayani, namun lebih banyak yang tidak peduli pada yang mestinya dilayani.

di beberapa rute yang biasa saya tempuh, saya sampai kenal baik dengan beberapa sopir dan kondekturnya, perkenalan yang menguntungkan hehehe...waktu masih kuliah, perkenalan ini sering berakhir dengan jatah makan gratis di rumah makan.

sayang sekali, ruang dan waktu kini dilipat-lipat. orang-orang terobsesi dengan kecepatan. jadwal-jadwal padat memaksa naik pesawat. padahal sejujurnya, sampai sekarang saya selalu takut naik pesawat, apalagi belasan jam. begitu tersiksa rasanya...

bis malam antarkota adalah petualangan aneh yang menakjubkan, seperti kereta menuju hogwarts, saat mulai melaju, kita tak tahu akan sampai dimana. kepada sopir kita menyerahkan keamanan perjalanan, keselamatan nyawa, pada orang yang bahkan kita tak kenal. aneh sekali.

tapi saya suka.

posted by wonka @ 3:26 PM, ,




djoeir

saat mengenalnya usia saya baru 18, hanya satu perjumpaan, saya mengagumi semangatnya.

ia baru menerbitkan memoarnya, judulnya cukup bikin penasaran "memoar seorang sosialis", tahun 98, apapun yang berbau sosialisme adalah pemicu semangat menggebu, gelora rasa ingin tahu. pun begitu dengan saya, begitu bersemangat saya membacanya, membayangkannya semuda dulu, bertualang dengan nalar, revolusi fisik, plus pengembaraan ala detektif. sungguh, ini adalah pengalaman pertama saya didongengi pejuang kemerdekaan, langsung dari mulutnya sendiri.

perjumpaan itu berlanjut komunikasi yang baik, pak djoeir moehamad, ternyata pahlawan yang rendah hati. mau saja ia menjawab rasa ingin tahu saya. menghadiahi bacaan-bacaan, memberi nomor telepon rumahnya.

beberapa bulan kemudian, saya menelponnya, katanya sedang tidak enak badan, saat saya meminta beberapa bukunya, jawabannya adalah ya! bukan main girangnya.

dua minggu setelahnya, saya akan ke jakarta, menelpon dulu ke rumahnya, alangkah terkejutnya saya. di seberang telepon, seseorang bilang, pak djoeir sudah meninggal dunia.

sedih, sedih sekali bila mengingatnya...

posted by wonka @ 3:48 PM, ,




hidup tak sesinetron itu

kepada N
__________________________________________


malaikat bersayap lima belas,
terbang di atas atap, jatuhkan bungkusan angin
bawa suara, hiruknya terlampau pikuk

ribuan macam pesan, hanya satu yang kau sampaikan padaku
tapi tak kau beritahu yang mana
malaikat bersayap lima belas itu tak bisa baca,
tak tahu yang mana pesan untukku

malaikat bersayap lima belas,
memohon diri hendak mengejar rubah berekor sembilan
tinggalkan sekeranjang angin ribuan pesan di daun jendela
kuharus membaca satu-satu, butuh waktu

rubah berekor sembilan, lintangnya terlampau pukang
berteriak "wuoiii...hidup tak sesinetron itu!!
ia tertangkap malaikat itu, diikat lalu dikarungi

seperti khairil, rubah itu bergumam "akan kemana nasib waktu..."

posted by wonka @ 11:38 AM, ,




api dan suci

iblis tak hendak sujud pada adam karena ia terbikin dari api.

api membakar semua yang kotor, karenanya ia suci, lebih suci dari tanah, lebih suci dari suci, karena membakar adalah membersihkan.

demikian pula rama, ia membakar sinta untuk mensucikan, meski saya pikir rama harus membakar dirinya sendiri sebelum meminta sinta yang suci, tak jelas apakah rama tak berselingkuh saat rahwana membawa sinta pergi.

neraka berisi api, demikian kata kitab suci, neraka bukan hukuman karena api itu membersihkan, membuat siap bermukim di tempat suci.

ibrahim tak hangus dibakar api, karena ibrahim sudah suci, tak ada kotoran yang harus dibersihkan.

lalu hallaj dibakar api, saya tak tahu akhir ceritanya...saya tak pernah menemukan catatan pemakaman tubuh hallaj yang hangus terbakar api.

posted by wonka @ 5:31 AM, ,




jo

saya memanggilnya jo, entah siapa nama panjangnya. mungkin warjo, karjo, sarjo, atau cuma jo. bukan pemain bola brazil yang kaya raya itu, tetapi jo ini tetangga dekat rumah saya. beristri "r" beranak dua, dan seorang anak angkat warisan ibunya, namanya "a".

tadi sore istri jo datang ke rumah, ingin menjual sarung, buat makan hari ini katanya. hari ini jo tak dapat penumpang, jo memang sedikit lebih malas dibanding tukang becak lainnya. ia berangkat jam 9 pagi, dan jam 4 sore sudah pulang, seperti pegawai negeri saja. r menjual sarung, saya tak butuh sarung.

namun rasanya tak enak sekali menolaknya, bikin solat buyar, rasanya entah menghadap siapa. hanya terbayang wajah dua anak jo, dua bocah kurus itu pasti sedang lapar sore ini.

sekantung beras, selembar uang kertas, r kupanggil ke rumah. ambil saja sarungnya kata saya, siapa tau suatu saat jo ingin solat.

posted by wonka @ 12:22 PM, ,




simulacrum

ada pasukan fantasi yang menyusup ingin merebut dunia nyata, demikian kata borges. namun apakah nyata itu? bukankah ia hanya sekumpulan fantasi yang dihidupkan oleh konsensus bersama.

nyata dan fantasi adalah masalah negosiasi. lalu dipilah mana yang menyakitkan dan mana yang bisa dinikmati. namun diantara nyata dan fantasi itu ada secuil perih yang tak terkendali. menyimak baudrillard, itulah efek simulakra. saat kenyataan dirancang dari sekumpulan fantasi yang dipulung dari sana-sini. lalu disihir, simsalabim! kita dipaksa setuju bahwa itulah kenyataan.

andai saja saya bisa sms borges, saya mau bilang,"hati-hati, ada pasukan dari dunia nyata yang ingin menyerbu negeri fantasi".


**apakabar pendekar rekayasa? hehehe.

posted by wonka @ 5:29 PM, ,




bungur dan edelweis

Kalau dunia gelap di sekitarmu,
nyalakan hasratmu di medan raya,
sampai matahari sendiri malu
melihat cahayamu.

pada kilau bebatuan tumbuh berpagut embun, serupa zamrud retak runtuh berserak, nyalamu merah terbelah oleh bayangmu sendiri.

Di tengah lapangan hijau-kemilau
biarlah berkembang bunga ungu
di puncak pohon bungur dengan meriah
alamat mahkota jiwamu
yang hidup dari musim ke musim.

serupa kelana tak butuh pelana untuk taklukan buana, cukup sayap dan udara membawamu ke relung mata angin, membebaskanmu dari labirin tak bertepi, membawamu pada ketinggian alam raya, dan menukikanmu pada mandala.

Antara Bengawan Solo dan Sungai Berantas
hanyalah sepungkah tanah
yang terlalu sempit untuk melangkah,
di mana gairahmu tiada terbatas
.

karena arah membuat dunia berbatas, terbangmu setinggi-tingginya, tukikmu sedalam-dalamnya, pekikmu sempurnanya daya indera, membuka semua ruang waktu tak berbatas.

Antara ujung bumi dan ujung lainnya
matahari masih masih memekik Sahara
dan salju membeku puncak gunung Alp;

tak kelana tiada rindu rumah pujaan.

barangkali juga ada bunga edelweis
menanti kedatangan anak manusia
untuk beristirahat bersama.


serupa waktu beranak waktu, ruang beranak bisu. pulangmu beranak haru biru.

jikalau ini sudah terjadi,
akan lenyaplah segala gelap,
sebab engkau sendiri menjadi matahari
di antara kesuryaan dan bintang-gemintang
di cakrawala alam-semesta


*puisi asli "bungur dan edelweis" karya trisno sumardjo. saya numpang coret-coretan,mohon jangan dimarahi :)

posted by wonka @ 2:34 PM, ,




kemarin

kembang sungsang cahya kunang
kadia soca lintang gilang gumilang




serupa matari, terangmu akhiri gerhana.

posted by wonka @ 12:21 PM, ,




tahun yang berulang

serupa matahari mengeja waktu. bulan mengeja malam, mengeja awan, mengeja dedaunan pekat sembunyi embun, mengeja resahmu di titik nadir, pada jendela musim beku.

rumput tak tumbuh pada jalan setapak bebatu, membuat kaki telanjang menginjak perih kelupas kulit ari, pada lorong setajam beling yang berulang. selalu harus lewat jalanan itu menuju kedai yang suarakan lirih darwis-darwis tua yang sembunyi. lalu mata nanar ini memandang kastil-kastil umbria tua di utara, masih saja pongah seperti dulu, saat kali pertama kami bertemu.

serupa udara yang menyerah pada pukau dinding batu tua itu, lalu berhenti pada sudut simetris tak berbayang bulan, disitu kami biasa bertemu. kedai sunyi tanpa angin menderu, berisi orang-orang terdiam.

dia datang dengan sekotak kue rempah, setumpuk buku, dan alat pemotong kuku. sebentar saja bersua, seperti yang sudah-sudah, hanya berucap selamat ulang tahun untukku, habis itu meminta diri.

serupa binatang malam
ia pergi ke selatan, menuju luna kelam....

posted by wonka @ 8:06 AM, ,




kata pak tino sidin, lukisan saya bagus

melukis itu seni menyusun garis, demikian kata pak tino sidin, garis lurus dan garis lengkung.
garis lurus, menanti diputus untuk ditindih dengan garis lurus yang lain. garis lengkung jika diteruskan menjadi lingkar.

garis lurus dan lengkung berpadu, itulah gambar.

pak tino sidin, pelukis idola saya melebihi salvador dali, setidaknya dari sisi sejarah mengapa saya suka seni menyusun garis. ia mengajari membuat garis tebal tipis, karena gambar hidup oleh tebal tipis. seperti juga kehidupan, nampak nyata oleh tebal dan tipis.

pak tino sidin suka bikin hidung kembang kempis, satu ketika, gambar yang saya kirim dilihatkannya di acara "mari menggambar" "bagus...bagusss...baguss.." demikian katanya, senangnya bukan kepalang, meski saya tau, gambar saya jelek sekali..hehehe.

belakangan banyak kalangan yang menuduh pak tino sidin merusak imajinasi anak indonesia, dengan gambar-gambar yang standar dan tidak berwarna katanya. bagi saya terlalu elitis tuduhan seperti itu, mengingat pada saat itu terutama di luar kota-kota besar, berapa orang sih yang punya televisi berwarna? saya pikir salah satu pertimbangan pak tino sidin fokus pada garis karena televisi hitam putih lah yang saat itu dimiliki mayoritas pemirsa tvri. mau digambar berwarna dan penuh imajinasi pun, percuma saja....yang terlihat hanya garis lurus dan lengkung, tebal dan tipis...

faktanya, banyak sekali pelukis handal indonesia merupakan "hasil" dari acara "mari menggambar" nya pak tino sidin.

posted by wonka @ 6:05 PM, ,