Site Network: Personal | My Company | Artist projects | Shop

 

senyum itu baik



pergi jauh dulu

tibet, i'm coming

posted by wonka @ 1:02 PM, ,




in memoriam haji abdul karim

pelabuhan tanjung perak, surabaya 1993

kapal terakhir merapat di dermaga. saya memandanginya dari jauh, perut kapal itu memuntahkan ratusan orang penumpang, ratusan wajah dengan berbagai raut, ada yang nampak sedih, ada yang nampak gembira, ada yang nampak ketakutan. mereka pasti punya ratusan tujuan.
penumpang terakhir menuruni tangga dengan kaki pincangnya, sebelah celananya dilipat, lututnya nampak terbalut. berjalan tertatih, ia sampai di mushalla tempat saya memandanginya.
malam sudah larut, angin darat menderu menuju laut, dinginnya menusuk.

ia lelaki tua, umurnya 70an, wajahnya hitam, raut mukanya keras, namun sorot matanya sejuk. abdul karim, demikian ia mengenalkan namanya. ia menyebut dirinya peziarah. sudah lebih dari tiga tahun ia berjalan kaki mengelilingi negeri ini. kapal tadi membawanya dari sumbawa. ingin rehat sejenak di jawa, katanya.
ia petani kaya di bengkulu, namun sebatangkara. hasil tani dipakai untuk membiayai perjalanan panjangnya. ia menyebutnya ziarah bertemu Allah. saat itu saya tidak begitu mengerti apa maksudnya. sebagai pejalan kaki, ia hebat sekali, meski lututnya terbalut –diserempet motor katanya – tak sedikitpun raut sakit di wajahnya.
saat itu umur saya 15, anak nekat yang kabur dari sekolah yang membosankan, penasaran ingin menantang dunia luas.
malam itu pak karim mengajak saya keliling lorong-lorong gelap pelabuhan, ia menceritakan perjalanan panjangnya, saya terpukau, seperti dongeng saja. ia sendirian menembus hutan, melata di kota-kota asing, bertemu dan berteman dengan berbagai suku bangsa, sampai menguasai banyak bahasa. ya tuhan, ini impian saya!
seperti kakek yang sedang mendongeng pada cucunya, kami mengobrol sampai pagi.
besoknya, ia mengajak saya berjalan kaki. saya ikut, baru sampai probolinggo saya sudah KO! menumpang bis saya pulang, ia melanjutkan perjalanan.
bulan-bulan selanjutnya, pak karim sering mengirim paket barang-barang unik dari tempat yang ia singgahi.

bau bau, buton 1997

dari halmahera saya mampir ke buton, mampir ke rumah sahabat masa kecil. tak lanjutkan sekolah, ia memilih membantu ayahnya yang saudagar becak.

sahabat saya itu sedang nakal-nakalnya, bangga sekali ia menamai dirinya centeng pelabuhan. centeng betulan atau ngaku-ngakuan, saya tidak tahu. sejak dulu gemar sekali ia berkelahi. malam itu rupanya ia ingin memamerkan “kecentengannya” pada saya. kami ke pelabuhan, tanpa meminta, banyak pedagang kecil memberinya uang. entah uang buat apa, saya tidak tahu. bisik-bisik, katanya pedagang-pedagang itu takut dipukul. ah, sahabat saya itu masih belum sembuh juga suka memukul orang.

sebentar lagi kapal menuju papua akan berangkat, penumpang berduyun-duyun menuju kapal. ada satu orang yang rasanya saya kenal, masya allah, betul saya kenal!

“hey nak, assalamu’alaikum”.
“masya allah, pak karim?”
“sayang waktu bapak tidak banyak, nak”.

sayang sekali waktunya memang tidak banyak, kapal sebentar lagi berangkat. pak karim memberi kantong kain kecil yang lusuh “ini buatmu, kapan-kapan kita ketemu lagi”.
pertemuan yang aneh, ia datang lalu menghilang. sampai di rumah, kantong itu saya buka, isinya beberapa butir mutiara.

lhokseumawe, 2001

situasi aceh saat itu mencekam, jika bukan karena pekerjaan dan butuh uang buat membiayai kuliah, saya tidak akan nekat berangkat kesana.
sedikit sekali kendaraan yang berani jalan malam. menyetir malam sendirian, jelas saya tidak berani. di pedalaman masih sering terdengar baku tembak. kalau nekat, bisa saja pulang tinggal nama. cara yang paling aman, saya menumpang truk barang yang dikawal tentara.
sopirnya orang bireun, ia sudah terbiasa jalan malam. namanya pak ruslan, orang yang pintar menghibur diri saat menegangkan. ia bercerita tentang nasib yang membawanya menjadi sopir truk barang, bercerita tentang orang-orang yang sering menumpang perjalanan di truknya. “ada satu lelaki tua dik, ia beberapa kali menumpang truk ini, tidak pernah perjalanan jauh, hanya menyeberangi kota saja, ia suka berjalan kaki dari kampung ke kampung. namanya pak karim”, lalu pak ruslan menggambarkan ciri-ciri orang tua itu. persis! seperti ciri-ciri pak karim yang saya kenal.
“tau kira-kira pak karim ada dimana sekarang?”
“wah, tidak tau dik. terakhir saya jumpa dia setengah tahun lalu. dia pernah cerita ingin menemui seseorang, anak kecil. kira-kira mirip seperti adik ini ciri-cirinya”.
pak karim ada dimana-mana, atau hanya kebetulan saja. saya penasaran sekali ingin ketemu dia sekali lagi. apa saya anak kecil yang ingin ia temui?

muaro jambi, 2002

saat saya bekerja di pedalaman hutan, beberapa kali bertemu orang-orang asing yang datang dan pergi, beberapa diantaranya sempat berteman, lalu hilang tak berbekas.
ketika lelah, saya selalu mampir di kedai mak tua, letaknya di kampung terakhir menjelang hutan lebat. mak tua itu aslinya transmigran dari gunung kidul yang terlunta-lunta. karenanya, ia selalu senang jika ada yang mengajaknya mengobrol dalam bahasa jawa. iseng saya bercerita tentang pak karim.
anggap saja ini hanya kebetulan, mak tua itu mengaku pernah disinggahi orang yang mirip dengan pak karim. lelaki tua itu menceritakan anak kecil yang ingin ditemuinya.

lalu saya pindah ke tempat yang jauh sekali, yang tak mungkin ditempuh pak karim dengan berjalan kaki. selama itu pula tak pernah lagi terdengar kabarnya. kadang-kadang, ketika bertualang, saya ingat dia. lelaki tua itu yang pertama kali membuka hati saya, untuk mensyukuri anugerah allah berupa dunia luas. saya berhutang padanya. mungkinkah ia masih ingin bertemu saya lagi.

minggu lalu, ada surat datang ke rumah. tanpa alamat, cap pos nya dari bengkulu. dari seseorang yang mengaku kerabat haji abdul karim. mengabarkan pak karim meninggal pada usia 85 tahun. sebelum meninggal, ia bilang ingin ketemu saya.

innalillahi wa inna ilaihi raaji’uun.

yang bermula dariNya, pasti kembali padaNya.
ada sedih, ada rindu pada lelaki tua itu.
kupanggil ia guru.

posted by wonka @ 8:21 AM, ,




siapa ingin

siapa menyakiti, ingin disakiti
siapa mempermalukan, ingin dipermalukan
siapa merendahkan, ingin direndahkan
siapa mencibir, ingin dicibir
siapa menggunjing, ingin digunjing
siapa mencuri, ingin dicuri
siapa menista, ingin dinista

bencana takkan datang tanpa diundang
ayo, berbuatlah baik pada sesama, dan berbahagialah...

posted by wonka @ 5:10 AM, ,




syukur

anugerah allah tiada batas. dunia begini indah. kenapa banyak yang mengeluh susah?

mengapa tak mengajari diri ini bersyukur saja ? lalu berkata : alhamdulillah...

posted by wonka @ 2:22 PM, ,