Site Network: Personal | My Company | Artist projects | Shop

 

senyum itu baik



agama popstar

saat oposisi binner dalam seni digugat, high-art dan low-art kehilangan definisinya. seni menjadi nyaris tanpa kategori. sang adiluhung menjadi bagian dari sejarah. musim berganti, saatnya pop art bersemi.
begitu kira-kira penggambaran masa awal pop-art, seperti ditulis dalam banyak literatur estetika. dalam ranah estetika neo-marxis, fenomena ini sering disebut reifikasi, yaitu pembendaan proses karya, menjadi kerja yang menghasilkan produk massal. dengan sendirinya, pekerja menjadi terasing dari produk yang dihasilkannya.
produk kebudayaan massal dengan sendirinya butuh icon, figur sentral yang menjadi trend setter penyeragaman selera. seperti pop-art yang butuh nabi seperti warhol, dan pop music yang butuh madonna. pun demikian dalam ranah industri komunikasi, selalu butuh popstar yang menjadi simbol dagangan.
simbol ini datang silih berganti dengan cepat. cepat datang, cepat pergi dan dilupakan. indonesia pernah mengenal semisal euis darliah, lalu cepat dilupakan. lalu muncul nike ardila yang lekas dilupa. lalu paramitha yang berganti tamara yang lekas dilupa ketika beranjak tua. trend berganti, simbol religiusitas menjadi icon popstar baru. maka berduyun-duyunlah simbol keagamaan menjejali industri komunikasi, lengkap dengan popstarnya. ada zainudin mz, lalu oma irama, lalu aa gym, lalu jefry al bukhori, lalu mereka redup dan tenggelam.
popstar datang silih berganti. cepat datang, cepat pergi. lekas usang dan dilupakan. fitrah dari kedangkalan.

posted by wonka @ 1:05 PM,

2 Comments:

At Rabu, Desember 13, 2006 2:29:00 PM, Anonymous Anonim said...

memang lagi musim popstar bermerk ustadz. kebesaran si ustadz atau kyai diukur dari ratingnya.

 
At Rabu, Desember 13, 2006 8:39:00 PM, Blogger Mamah Ani said...

fitrah dari kedangkalan ??? bener juga ya...kalau "dalem" mah nggak akan cepat pudar gaungnya bukan ? orang akan mengingat sepanjang masa
si bedegong? aku akan ingat sepanjang umurku karena tulisannya "dalem", aya pulunganeunana, jangan kembang kempes idungnya ya
aku mah memilih untuk tidak jadi pop star ah...heuheuheu ke geeran, emang siape gue ya....

 

Posting Komentar

<< Home