Site Network: Personal | My Company | Artist projects | Shop

 

senyum itu baik



misbar

orang-orang di kampung saya menyebutnya wawar. biasanya memakai mobil bak, membawa corong pengeras suara, mengumumkan film yang nanti malam akan diputar. tak lupa menebar selebaran gambar dan jalan cerita film nanti malam.

filmnya diputar di lapangan samping pasar kecamatan setiap sabtu malam. kami menyebutnya bioskop misbar, artinya gerimis bubar. bioskop itu memang beratap langit, berdinding karung goni yang mengelilingi lapangan kecamatan. meski petugas keamanan nya jeger kampung yang galak dengan kumis baplang dan iket barangbang semplak, ada saja yang nekat masuk tanpa membayar karcisnya. dengan pisau silet, biasanya mereka merobek dan menerobos dinding karung goni. malah buat anak-anak di kampung saya, siapa yang berhasil masuk tanpa bayar karcis, dia lah jagoan minggu ini. meski karcisnya hanya seharga 150 rupiah, gelar jagoan memang tak bisa dibeli dengan uang. si karom, keponakan pak lurah malah pernah menjadi jagoan selama 3 bulan. hebat ya..

karena masih anak SD, sedikit sekali kesempatan saya keluar rumah di malam hari. apalagi buat nonton ke misbar, kata aki, nonton film haram hukumnya. tapi namanya juga budak baong, ada saja akal buat kabur dari peraturan rumah. apalagi nanti malam film ari hanggara yang terkenal itu.

buat persiapan nonton, kami harus membawa tikar, obat nyamuk, dan korek api. uang jajan sekolah tadi siang juga saya bawa, buat beli kacang rebus dan beuleum jagong. kata teman-teman, sambil memakan beuleum jagong cerita film yang rumit jadi mudah dihayati, ada-ada saja.

saat adegan ari hanggara disiram air panas oleh ibu tirinya, tiba-tiba langit mendung, tanpa gerimis hujan bagai tumpah dari langit. orang-orang kalang kabut. proyektor film dimatikan. saya kehilangan teman-teman yang lebih terbiasa menyelamatkan diri di keramaian. saya tidak kemana-kemana, berdiri saja di tengah lapangan menunggu teman-teman.

malam sudah sangat larut, teman-teman tak ada yang muncul satu pun. layar sudah digulung, dinding karung goni sudah mulai dirobohkan. pertunjukan misbar usai.
saya basah kuyup dan menggigil kedinginan. sendirian.

butuh satu jam jalan kaki untuk sampai ke rumah, lewat jalan setapak hutan desa. menjelang tengah malam saya sampai, aki menunggu saya dengan gelisah. lalu berganti baju hangat. suara jangkrik dan tongeret banen mengantar saya tidur. usai sudah petualangan misbar saya malam itu.

selamat hari film nasional. berhentilah membuat film butut!!!

posted by wonka @ 12:06 PM,

1 Comments:

At Kamis, April 05, 2007 8:51:00 PM, Blogger NiLA Obsidian said...

hayu atuh....urang ngadamel pelem 'sae' we yuuuu

 

Posting Komentar

<< Home