Site Network: Personal | My Company | Artist projects | Shop

 

senyum itu baik



lebaran di gaza


batu berbalas peluru
lalu tumpah darah dan derai airmata
bayi-bayi lahir tanpa tahu ayahnya

pagi yang suci tak lagi suci
takbir hati yang sunyi tak lagi sunyi

ibadah tak jernih bersaput amarah
hey, siapa ingin ridha allah?
pasti bukan dengan membunuh caranya

gaza kembali menjadi gelanggang sabung darah
dua bangsa yang terlena janji sejarah
dua anak ibrahim yang tak rela hidup bersama

* suatu ketika, pengkhayal bodoh ini mampir ke gaza. seperti teater kematian. pertunjukan kekerasan menjadi irama hidup sehari-hari. apa memang kekerasan layak dijadikan tradisi? begitu pertanyaan saya pada seorang imam di masjidil aqsha. lelaki tua itu menggeleng, tatapan matanya menjadi isyarat bahwa budaya pertumpahan darah tak lagi dapat dihindarkan.
usai salat jum'at saya tak henti berpikir dan bertanya, inikah bangsa palestina yang kita bela kesuciannya? saya menjadi gamang. lalu bertanya lagi pada diri sendiri. jika ada dua orang saling bunuh, lalu kita membela salah satunya, apakah kita juga bukan pembunuh? padahal dengan alasan apapun, membunuh bukanlah jalan kebenaran.
faktanya, bangsa palestina dan israel terjebak pada lingkaran setan pertumpahan darah. pertaruhan nyawa yang absurd, hingga jiwa manusia tak lagi ada harganya.
perkembangan terbaru dari palestina, milisi hamas dan faksi fatah mulai saling membunuh. apakah palestina yang seperti ini yang akan kita bela sampai mati?
di sisi lain, kerapkali kita lupa, bahwa bangsa israel pun manusia. mereka punya hak yang sama untuk hidup di dunia. bukankah kita diciptakan oleh allah yang sama?

ingin sekali rasanya melihat bangsa israel dan palestina hidup damai berdampingan. tanpa ada hari-hari pembantaian, tanpa ada permusuhan. bukankah di dunia ini tidak ada sesuatu yang mustahil?

ingat, kita diciptakan dan mengabdi pada allah yang sama. allah yang menciptakan adam dan ibrahim, nenek moyang keimanan kita.

posted by wonka @ 1:07 PM,

1 Comments:

At Minggu, Oktober 22, 2006 1:59:00 PM, Anonymous Anonim said...

suka iri sama kisah perjalanan si akang teh. keliling dunia melulu kerjaannya. iraha atuh disertasinya dikelarin..biar cepet2 jadi doktor..apa ituh, ekonofisika yah, meni hararese. salam dari abah sareng ambu di lembur...wilujeng boboran siyam di nagri batur cenah. hari kamis setelah lebaran khaul aki sama nini, jangan lupa ngaji.

 

Posting Komentar

<< Home