Site Network: Personal | My Company | Artist projects | Shop

 

senyum itu baik



islam atau arab?

di pojok ruang gemerlap, damaskus tahun lalu.

"kang, itu kan lagu yang suka diputer kalo pengajian di kampung kita?", kata adik sepupu saya keheranan, seorang penari perut bergaya dengan lagu yang akrab diputar di acara-acara keagamaan kita.
"iya, masa kamu ga ngerti artinya? itu kan lagu rayuan gombal yang norak banget!"
"kalo saja "ustadz anu" di kampung kita ajak kesini, pasti dia keheranan setengah mati." lalu kami keluar, mencari udara segar.

di tanah air kita tercinta, sudah jamak jika dalam acara-acara keagamaan islam diputar lagu-lagu arab. entah ngerti entah nggak artinya, yang penting arab. sudah menjadi budaya, bahwa islam identik dengan arab, pun demikian sebaliknya. sudah tentu ini salah kaprah belaka, seperti pertanyaan adik sepupu saya tadi jika dilanjutkan, "kang, ini kan arab bukan islam".
pun begitu dengan baju-baju. banyak kalangan menganggap cara berpakaian kearab-araban itu islami, dan karenanya mendapat pahala jika mengenakannya. di kampung nun jauh di jawa tengah dan di jawa timur, bahkan siapa pun yang bertampang arab dan berbaju khas arab bakal diciumi tangannya, berkah katanya. (jika anda ke jl. pramuka di jakarta, coba sesekali mampir ke hotel central. anda akan menemukan wajah arab yang lain).

salah kaprah demikian sudah menjadi budaya. label keislaman dicampur adukkan dengan label kearaban. padahal seperti sabda allah dalam al qur'an. islam itu rahmat bagi sekalian alam. saling merahmati dengan alam. setiap belahan alam ini berlangsung dengan hukum alamnya masing-masing. memaksakan budaya salah satu alam terhadap alam yang lainnya tentu saja dzalim adanya (dzalim dalam pengertian mantiq : wad'u syai' fi ghairi mahalllihi : menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya).

sodara-sodari yang baik hati, saya bukan rasis dan sama sekali saya bukan anti arab. ada pertanyaan di benak saya : seandainya islam diturunkan di skotlandia, apakah anda harus memakai kilt kemana-mana untuk menambah pahala?

posted by wonka @ 3:35 PM,

6 Comments:

At Kamis, Oktober 05, 2006 3:53:00 AM, Anonymous Anonim said...

salah kaprah gini emang sering terjadi. dulu wkt kuliah aku sering berdebat dg teman yg menganggap pakaiannya sudah bener krn memakai pakaian seperti orang Arab dan orang lain salah..

Islam bukan Arab toh...:D

 
At Kamis, Oktober 05, 2006 8:28:00 AM, Blogger Yati said...

yup...selalu salah kaprah. dikira arab bener semua, dikira bahasa arab ayat semua...

arab lom tentu islam...

*btw...ga nyontek yg komentar di atas lho...hahaha, baru nyadar!

 
At Jumat, Oktober 06, 2006 3:06:00 AM, Blogger Hani said...

setuju banget!
saya juga suka geli ngedenger ada beberapa ustad yg ngomongnya diarab2in. malah jadi ga ngerti dia ngomong apa. sekalinya ustad yg ngomongin kebaikan tanpa ngutip ayat Qur'an, hadis atau kata2 berbahasa Arab lainnya, dibilang ga pinter. Islam di Indonesia cuma Islam jiplakan sih jadi ya begitu itu: menyedihkan.

 
At Jumat, Oktober 06, 2006 5:55:00 AM, Blogger BRAJADENTA said...

iya bener, di negara kita ini udah mulai blur antara yg bener ama yg salah, apalagi menyangkut sunah (fiqih) walopun akhirnya itu tanggung jawab masing2 individu terhadap pencipta nya.
sebaiknya kita juga bisa memilah bahasa ulama yang mana yang bakal kita dengerin.

 
At Jumat, Oktober 06, 2006 8:58:00 AM, Anonymous Anonim said...

humm nice thought

 
At Jumat, Oktober 06, 2006 11:07:00 AM, Blogger lorddhikarenungan said...

setuju itu,setuju, islam itu bukan arab. islam ya islam, arab ya arab,gitu.walopun saya arab saya setuju itu

 

Posting Komentar

<< Home