pulau waktu abarat
26 September 2006

seringkali saya berpikir, apa itu waktu?

perlu bertahun-tahun ternyata untuk memahaminya. bukan, bukan karena membaca sein und zeit nya heidegger yang memperumit sesuatu yang sejatinya sederhana itu. tetapi karena membaca novel ini. abarat judulnya. ditulis oleh clive barker.

abarat adalah kepulauan luas, yang terdiri dari 25 pulau yang berbeda waktu (uniknya ada waktu ke 25), dengan waktu yang tidak mengalir. sebut saja pulau yebba dim day yang selalu jam delapan malam. pulau jam tiga siang. hingga pulau gorgossium, pulau tengah malam yang dihuni pangeran yang suka meneror orang dengan mimpi buruk.

waktu spasio temporal (waduh, dasar filsafat yang suka mempersulit), yang mengalir di alur berbeda hingga tak bertabrakan pada lazimnya. ada pula waktu yang tumpang tindih, kecepatannya seperti birama yang dihentak oleh emosi (ingat mimpi-mimpi einstein?).

di abarat semuanya menjadi jelas. setiap pulau mempunyai waktunya sendiri. saya berpikir abarat itu seperti makrokosmos, dimana setiap mikrokosmos di dalamnya mempunyai waktu privat.

waktu-waktu privat itu tumpang tindih, kadang bertabrakan atau menyalip. kecepatan atau kelambatannya kerap berkaitan dengan konsep "menikmati" hidup.
kenikmatan hidup mempercepat waktu privat. sedangkan kesusahan memperlambatnya.

meski begitu, tetap saja ada kekuatan yang lebih tua dibanding waktu. yang kita wajib tunduk kepadanya.

di abarat, candy mengalahkan kekuatan itu.

dalam konsep iman, kekuatan yang lebih tua dari waktu adalah sang khalik pencipta waktu. tentu saja candy tidak akan mengalahkannya.

posted by wonka @ 7:44 PM,

2 Comments:

At Rabu, September 27, 2006 2:12:00 AM, angin-berbisik said...: Duh.....gak mudheng saya... tapi keren euy, kamu sangat berwawasan luas....*memuji mode on*.....
At Rabu, September 27, 2006 4:24:00 AM, GrapZ said...: waaaah...senangnya jadi ide buat blog (geer amat si kodok ini)

biar g nyasar di abarat, saya kasih almanak klepp ya...