Site Network: Personal | My Company | Artist projects | Shop

 

senyum itu baik



hebron file

novel ini agak mengejutkan saya,

berlatar efek perang dunia pertama, lalu permulaan perang dunia kedua, dan tentu saja palestina. nasib tanah yang dijanjikan itu dalam pertarungan kepentingan berbagai bangsa. dengan latar belakang yang kisruh antara kepentingan politik, politik agama, dan faham messianistik dalam agama samawi. hasilnya adalah darah yang mengalir, mengucur dari luka sejarah yang terus menganga.

sebagai muslim, tentu saja saya memposisikan diri membela palestina (dalam kerangka ukhuwah islamiyah) meski tidak sepenuhnya penduduk palestina muslim. tidak membela palestina, adalah "dosa sosial" yang cukup untuk minta dikucilkan dari lingkungan sosial saya.

saya juga berteman baik dengan beberapa yahudi, ada yang sangat humanis dan anti-israel, ada juga yang menempatkan dirinya sebagai zionis dan bersedia melakukan apa pun untuk israel di tanah yang dijanjikan.

membaca novel ini, saya seakan dipinjami kacamata oleh seorang zionis yang menjadi saksi kebrutalan palestina ketika berperang menghadapi penduduk sipil israel (tentu saja tentara israel juga brutal, namun apa jika milisi palestina membantai penduduk israel boleh disebut tidak brutal?). kaca mata itu seolah berperasaan. ikut merasakan bagaimana penduduk israel juga manusia biasa yang mempunyai harapan hidup lebih baik, harapan hidup dalam damai, dan tentu saja mempunyai cinta (tidak seperti para ideolog muslim fundamental yang menggambarkan penduduk israel 100% iblis!).

dalam hal ini, saya berdiri di luar lingkaran permusuhan itu. saya bukan seorang israel, bukan pula arab, apalagi palestina.
yang saya saksikan sekarang adalah PLO dan HAMAS saling bantai, seolah meraka lupa, bahwa ukhuwah islamiyah lah membuat palestina selama ini hidup, dan bisa mendapatkan uang untuk tetap berperang. lalu uang itu dibelanjakan senjata untuk saling bunuh diantara mereka. menyaksikannya saya benar-benar kecewa!

saya sedang mencoba melihat konflik itu dengan wajar, israel, arab, palestina..atau siapapun, meraka adalah korban dari konflik, dogma messianistik yang mendarah daging menjadi lingkaran setan kekerasan. jika kita mendukung salah satunya, berarti kita sudah menjadi bagian dari lingkaran setan itu, dan pasti akan sulit keluar. meski dukungan hanya sebatas pikiran.
percayalah, pikiran adalah alat terkejam untuk membunuh!

posted by wonka @ 2:26 PM,

0 Comments:

Posting Komentar

<< Home