Site Network: Personal | My Company | Artist projects | Shop

 

senyum itu baik



ciremai

nyaris mati digigit dingin ciremai.

seperti biasa, saya lebih suka berjalan sendiri, tanpa beban kuatir pada teman seperjalanan. hanya melindungi diri biar tak mati. bertemu musang, macan akar atau binatang malam lain sudah biasa. asal mereka tidak diberi kesempatan mengganggu, dalam hutan lebat kita semua adalah sahabat. di hutan, saya lebih takut bertemu dengan manusia (kecuali di pedalaman jambi, saat bertemu tumenggung yang ramah itu).

akhir-akhir ini cuaca tak menentu, hujan dan terang sukar diprediksi. dingin hujan dan kemarau nyaris tiada beda. saya agak kesulitan merasakan perubahan, mendung tak selalu berakhir hujan, meski dinginnya pasti. di gunung pun perbedaan sungguh nampak kasat mata. perilaku binatang malam tak seperti biasa. gerak-geriknya penuh curiga (atau ini hanya perasaan saya kah?). mereka nampak takut dan lebih liar.

dari palutungan saya mendaki. menjelang isya' biar subuh di puncak. perjalanan santai saja. menghemat tenaga, toh tidak ada yang dikejar, dan tak ada yang mengejar.

menjelang tengah malam, entah sudah di ketinggian berapa. dingin begitu beku, saya merasa larut dalam beku. tubuh ini nyaris tak dapat digerakkan. kaki ini beku, tangan ini beku. ransel jatuh dari punggung, dan tubuh ini terhempas pada rumput. ya Tuhan! kali ini saya takut.

segera saja semua bayangan paling liar dan menakutkan menjadi nampak nyata. seperti layar tancap yang memutar film-film kehidupan saya sejak awal hingga akan berakhir di sini. dalam belukar yang asing dan dingin.

saya belum mati tentu saja. tak berapa lama tubuh ini kembali pulih. meski sempoyongan saya berjalan menuju puncak yang sudah dekat.

pagi itu tak cerah, kabut menutup pandangan mata. di puncak itu, seperti biasa, tak henti kagum pada keagunganNya. salat subuh, lalu tidur beberapa saat. matahari terbit, teh panas dan beberapa keping biskuit, lalu saya turun.

kembali ke rumah. duh, capeknyaaaa!!!

dari puncak ciremai, beberapa hari lalu.
maaf bapak penjaga hutan, waktu itu saya tidak hirau peringatanmu.

posted by wonka @ 4:07 AM,

0 Comments:

Posting Komentar

<< Home