Site Network: Personal | My Company | Artist projects | Shop

 

senyum itu baik



hukum mati gaya baru

tanah air kita boleh jadi kampung halamannya anomali. banyak hal yang tak lazim terjadi di negeri lain merupakan sesuatu yang jamak di negeri ini.

musibah seperti arisan saja, dapat giliran pasti silih berganti. jika musibah karena fenomena alam yang tak mungkin diantisipasi, bolehlah pemegang kebijakan dimaafkan. namun jika bencana itu datang setelah terprediksi jauh-jauh hari, siapa yang pantas mendapat hukumnya?

para pejuang HAM boleh saja memperjuangkan penghapusan hukuman mati setiap hari. melalui kebebalannya, para pengendali negeri ini telah menciptakan hukuman mati model baru. celakanya, para terhukum mati ini kebanyakan bukanlah pendosa yang layak dihukum mati.

lalu lintas, baik darat, laut atau pun udara seperti pisau guilotine atau tiang gantungan saja. setiap orang seperti menunggu giliran menunggu hari nahasnya.

memang kematian hanya masalah giliran, namun apa berarti kebebalan boleh dimaafkan?

posted by wonka @ 9:33 AM,

1 Comments:

At Jumat, Maret 09, 2007 7:16:00 AM, Blogger Mamah Ani said...

bener ya..musibah kayak arisan aja, kematian akan datang dimana saja, kapan saja, terhadap siapa saja semakin nyata...tetapi kalau memang musibah itu akibat ulah manusia, ini yang harus dipertanyakan...salah siapa ? apa benar kalau ganti presiden, ganti menteri, ganti pejabat, akan menjamin nggak akan ada lagi kecelakaan ? yang jelas, ini kesalahan kita semua, salah sistem, salah adab, salah berperilaku, dll dll.yang ngaco ngaco sejak dari bawah mula, dijalanan diantepin siiiih...dianggap lumrah...paling tidak, si mamah mau lebih baik lagi aja ah dalam beradab dan berperilaku, dalam berkhidmat kepada semua mahlukNya, gitu aja ya...

 

Posting Komentar

<< Home